Tips dan Trik Memilih Sepatu Lari Yang Tepat

  • -

Tips dan Trik Memilih Sepatu Lari Yang Tepat

Category : News

Pernah mengalami skenario berikut? Anda sedang asyik berlari, dan tak lama kemudian, “Srukk!” Anda terpeleset lalu jatuh. Anda mungkin menyalahkan jalanannya yang licin, atau Anda tiba-tiba tidak fokus teringat deadline pekerjaan di kantor. Eits tunggu dulu. Coba tengok kondisi sepatu lari Anda. Menggunakan sepatu lari yang salah juga bisa menjadi penyebab Anda terjatuh dan cedera saat berlari. Kok bisa? Lantas, bagaimana cara memilih sepatu lari yang benar?

Tips memilih sepatu lari yang tepat

Kebanyakan orang memilih sepatu berdasarkan harga atau tampilannya, tetapi sebagai seorang pelari Anda harus memperhatikan aspek yang lebih dari itu. Ada dua hal yang harus dipertimbangkan ketika memilih sepatu lari gaya berlari, yaitu jalur lari dan cara lari Anda.

1. Seperti apa jalur lari Anda?

Jenis sepatu lari berdasarkan jalur lari dibagi menjadi 3 subkategori: road-running shoes, trail-running shoes, dan cross-training shoesRoad-running shoes berlaku bagi para pelari yang biasanya lari di jalan, trotoar, atau mungkin di permukaan apapun yang datar dan keras. Bayangkan lari di perkotaan, entah itu di trek lari taman kota dekat rumah atau di sepanjang jalanan aspal.

Jika Anda gemar berlari di trek yang naik turun bukit dipenuhi batu, lumpur, atau akar, sepatu lari yang seharusnya Anda gunakan adalah jenis trail-running shoes yang bisa memberikan stabilitas dan perlindungan ekstra untuk kaki selama menghadapi jalur yang lebih ekstrim. Yang terakhir, sepatu lari jenis cross-training shoes dirancang untuk para pengguna gym atau latihan Crossfit. Jadi, saran pertama adalah untuk memperhatikan ke mana Anda akan lari.

2. Seperti apa cara lari Anda?

Membahas cara lari setiap orang akan sedikit rumit. Pada umumnya ada tiga jenis mekanisme lari yang terkair dengan bentuk telapak kaki, yaitu pronasi normal, pronasi berlebih, dan pronasi kurang.Pronasi adalah istilah untuk gerakan telapak kaki yang mengayuh masuk ke dalam saat berlari. Di bawah ini adalah ilustrasinya.

Macam-macam bentuk telapak kaki saat berlari (ki-ka: overpronasi, normal, supinasi) sumber: Adidas

Telapak kaki orang yang punya pronasi berlebih (telapak kaki rata) cenderung lebih menekuk ke dalam daripada yang lain, maka dari itu tepi bagian dalam sepatunya lebih cepat aus dan menipis. Kondisi ini ditandai dengan kedua kaki yang menunjuk ke luar saat berdiri — bayangkan huruf “V”. Hal sebaliknya terjadi pada pronasi kurang, yang membuat kedua telapak kaki “menguncup” ke dalam — bayangkan “V” terbalik. Bentuk telapak kaki yang tidak normal biasanya menyebabkan nyeri ketika berlari. Jadi, saat memilih sepatu lari perhatikan juga gaya lari Anda.

3. Perhatikan fitur fisik sepatu lari Anda

Dua hal di atas akan banyak membantu Anda untuk memilih sepatu lari yang sesuai dengan kebutuhan. Berikut adalah beberapa saran tambahan yang perlu untuk Anda perhatikan ketika membeli sepatu:

  • Belilah sepatu di malam hari. Telapak kaki akan melebar di malam hari setelah dipakai terus menerus seharian, jadi paling baik jika Anda mencoba sepatu baru di malam hari saat telapak kaki Anda berada dalam bentuk terlebarnya.
  • Pilihlah sepatu yang nyaman digunakan. Jangan percaya pada mitos bahwa sepatu akan melonggar dengan sendirinya seiring pemakaian. Itu tidak selalu terjadi. Jika sepatu tersebut tepat untuk Anda, seharusnya Anda akan merasa nyaman sejak pertama kali menggunakannya, tidak setelah sekian lama menahan sakit dan mengeluh kenapa sepatu itu tidak kunjung pas di kaki.
  • Jangan memilih sepatu yang benar-benar pas. Harus ada jarak selebar ibu jari dari ujung depan sepatu ke jari kaki. Coba gerakkan jari-jari kaki saat memakai sepatu. Jika jemari masih leluasa bergerak, tandanya sepatu itu pas untuk Anda. Jika Anda sama sekali tidak bisa menggerakkan jari jemari, pilih satu ukuran di atasnya.
  • Pertimbangkan fitur bantalan seperti celah yang memungkinan adanya ventilasi untuk penyerapan syok. Setiap sepatu memiliki fiturnya masing-masing, jadi sebaiknya tanyakan kepada karyawan toko untuk melihat mana sepatu yang sesuai untuk Anda.
  • Lihat harganya. Sepatu yang baik harganya tidak terlalu mahal ataupun murah. Harganya akan terasa sesuai, jadi pilihlah sepatu yang ekonomis atau Anda akan harus menggantinya setelah 2 minggu digunakan untuk berjalan, misalnya.

Kebanyakan toko sepatu memiliki karyawan terlatih yang siap membantu Anda, jadi silakan berkonsultasi pada mereka. Terakhir, waspadalah terhadap tanggal kedaluwarsa sepatu. Jika sepatu lari milik Anda sudah bertahun-tahun digunakan sampai Anda tak ingat lagi kapan membelinya, sebaiknya beli saja yang baru untuk berjaga-jaga. Atau jika sol sudah aus, atau makin lama terasa sakit saat digunakan, jangan ragu untuk membeli sepatu lari yang baru.

 

Sumber : https://hellosehat.com/


  • -

Tips Memilih Sepatu Lari Yang Pas Agar Tak Cedera

Category : News

Memilih sepatu lari bukan hal sembarangan. Bukan sekadar memilih warna dan merek yang sesuai keinginan hati. Terutama bagi mereka yang aktif berlari minimal seminggu sekali.

Ancaman cedera pun membayangi jika salah mengidentifikasi sepatu yang sesuai dengan pola menjejakkan kaki ke tanah (footstrike).

Footstrike sendiri bisa berbeda dari satu pelari ke pelari lainnya. Ada yang lebih sering menjejakkan tumit (heel) kaki terlebih dahulu, dan ada yang menggunakan seluruh penampang kaki sebagai topangan.

Perbedaan gaya ini lah yang harus diantisipasi seorang pelari agar tak menerima cedera. Untuk itu, ahli berpendapat bahwa jenis sepatu yang tepat sangat diperlukan dalam berlari.

Namun, sebuah penelitian yang dipublikasikan dalam Jurnal Pelatihan Atletik mengindikasikan bahwa para pelari, khususnya mereka yang mengenakan sepatu minimalis, atau sepatu yang fleksibel dan memiliki fitur pendukung yang minimalis, belum tentu mampu mengidentifikasi pola footstrike mereka sendiri.

Riset yang sama menunjukkan bahwa seorang pelari yang mengenakan sepatu minimalis seringkali salah melakukan teknik mendaratkan kaki ke tanah.

Lebih dari 90 persen dari para pelari dalam penelitian tersebut yang mengenakan sepatu tradisional lari dengan benar bisa mengidentifikasi pola pijakan kaki mereka. Sementara yang mengenakan sepatu minimalis, hanya 57,5 persen yang mampu melakukannya.

Hal ini menjadi penting karena berbagai macam teknik dan perangkat pendukung lari hanya akan bermanfaat jika seseorang dapat dengan tepat mengidentifikasi pola pijakan.

Selain itu, sebagaimana disebutkan sebelumnya, seorang pelari pun mesti mengantisipasi risiko cedera.

Ahli penyakit kaki dari Atlanta, Perry Julien, mengestimasi bahwa 20 persen orang datang ke kantornya karena cedera yang disebabkan sepatu mereka. “Entah karena usang atau (sepatu) mereka tidak sesuai dengan bentuk kaki.

“Sepatu lari tidak bertahan selamanya,” katanya seperti yang dikutip dari situs CNN.

Dokter tersebut merekomendasikan kepada atlet agar tetap memperhatikan jarak tempuh berlari dan mengganti sepatu latihan mereka setiap km hingga 800 km.

Hal ini berarti seorang pelari aktif harus mengganti sepatunya dalam jangka waktu minimum enam bulan setelah pembelian.

“Tanggal yang pasti, atau seberapa jauh banyak Anda berlari itu jauh lebih baik daripada mengira-ngira kondisi sepatu dengan cara melihatnya,” ucapnya.

Julien mengatakan kepada para pasiennya untuk membeli sepatu lari dari toko dengan penjual yang berpengalaman, yang dapat membantu menentukan gaya dari sepatu dengan kaki seseorang. Ia juga menyarankan untuk membeli sepatu lari dengan ukuran satu setengah lebih besar dari sepatu sehari-hari.

Untuk kaus kaki, pastikan mengenakan kaus kaki dengan ketebalan yang sama. Selain itu, Julien mengatakan kaus kaki berbahan katun dapat menyebabkan lecet.

Julien juga menyarankan agar para pelari tidak langsung mengenakan sepatu baru untuk berlari, demi menghindari lecet terhadap kaki. “Anda harus memakainya berjalan selama beberapa hari.

“Biarkan mereka longgar perlahan, dan kemudian mulai berlari beberapa mil (jarak pendek),” ujarnya. (vws)

Sumber : cnnindonesia.com