Author Archives: admin

  • -

Ini Risiko Olahraga Lari Jarak Jauh Tanpa Persiapan

Category : News

Buat para penegak hukum yang hobi olahraga lari jarak jauh, tampaknya wajib baca artikel ini. Sebab menurut dokter ahli dan spesialis kedokteran olahraga, ternyata ada risiko yang bisa terjadi bila tidak memiliki persiapan sebelum melaksanakannya.

Apalagi olahraga lari memiliki pelbagai risiko, mulai dari yang ringan hingga yang paling parah adalah kematian. “Dalam perkembangan fenomena olahraga lari ini juga terdapat berbagai kasus ringan seperti cedera, terkilir, overused injury, dehidrasi, hingga yang berat seperti pingsan bahkan meninggal,” kata dokter dari RS Mitra Kemayoran dan Klinik Slim n Health Jakarta, dr Michael Triangto Sp.KO di Jakarta.

Menurut Michael, kasus-kasus risiko berat tersebut dinilai sebagai puncak gunung es. Sebab banyak kejadian pingsan atau kematian akibat olahraga lari yang tak terlaporkan. Semisal dalam catatan sejarah olahraga marathon Pheidippides, seorang prajurit Yunani mati usai berlari sejauh 42.195 km ke Athena untuk memberitahukan kemenangan perang di marathon.

“Kejadian itu mengingatkan kita kalau berlari sejauh itu dapat berakibat fatal bila tidak memiliki kesiapan fisik yang prima,” katanya Untuk menekan terjadinya gangguan kesehatan dari olahraga lari, Michael menganjurkan untuk berlari secara bertahap mulai dari kelas 5 km, 10 km, dan separuh marathon. Pelari juga harus memeriksakan kesehatan maupun kebugaran tubuhnya secara teratur, dinyatakan dalam bentuk sertifikat kesehatan untuk berlari dalam tingkatan kemampuan masing-masing.

“Dengan demikian diharapkan tidak akan ada pemula yang dapat langsung mengikuti lomba marathon tanpa melalui 5 km, 10 km, half marathon terlebih dahulu,” katanya.

Setelah cek kesehatan, pelari itu sendiri juga disarankan untuk mengatasi masalah kesehatan pada dirinya apabila memang terbukti ditemukan suatu penyakit.

Namun dari sudut kedokteran olahraga, dirinya melihat peningkatan minat masyarakat dalam berolahraga lari mampu meningkatkan taraf kesehatan masyarakat. Sekaligus dapat mengurangi terjadinya penyakit-penyakit tidak menular.

“Seperti obesitas, diabetes melitus, hipertensi, kolesterol darah tinggi dan penyakit-penyakit lainnya, jika kita mampu mengantisipasi hal–hal negatif yang mungkin terjadi,” ujarnya.

 

Sumber : https://www.reqnews.com/

 


  • -

Tips Lari Marathon untuk Para “Newbie”

Category : News

Waktu menunjukkan pukul lima sore. Seperti biasa, Rani (27) tampak siap untuk melakukan rutinitas olahraga hariannya, yaitu lari selepas jam pulang kantor. Bagi wanita yang berprofesi sebagai akuntan tersebut, lari bukan lagi sebatas olahraga melainkan sudah menjadi hobi.

Itulah alasan kenapa ia rutin melakukannya, hingga terbesit pikiran untuk mencoba mengikuti ajang lomba marathon. Menurut Rani, selain sebagai ajang olahraga, mengikuti lomba marathon bisa jadi kesenangan tersendiri karena kegiatannya dikemas dalam bentuk hiburan.

Ya, marathon merupakan salah satu ajang lomba lari yang cukup populer. Berbagai acara sport tourism pun kerap menjadikan olahraga tersebut sebagai tajuk utamanya. Kendati masih satu cabang olahraga lari, namun marathon tergolong olahraga yang cukup ekstrim, sebagaimana yang dilansir oleh Kompas.com, Selasa (12/9/2017).

Dalam lansiran tersebut juga tertulis, selama lari marathon, setidaknya Anda akan melangkah sekitar 30.000 langkah. Di setiap langkah tersebut kaki Anda akan menahan beban 1,5 hingga 3 kali lebih berat dari pada bobot tubuh normal.

ilustrasi kegiatan lari marathon(Shutterstock) Selain itu, dikutip dari berita Kompas.com, Rabu (6/2/2019), maraton adalah cabang olahraga atletik yang mempunyai ciri khas jarak tempuh paling jauh yakni 42,195 kilometer. Lantaran itulah, olahraga ini tidak bisa dilakukan asal-asalan.

Butuh persiapan yang cukup lama jika Anda ingin mengikuti ajang lomba lari marathon. Lalu, apa saja persiapan yang perlu dilakukan oleh para pemula sebelum mengikuti ajang lomba lari marathon? Berikut tipsnya.

Rutin latihan adalah strategi utama Untuk dapat mengikuti lari marathon, Anda perlu melakukan persiapan setidaknya beberapa bulan guna melatih tubuh agar bisa beradaptasi dengan medan. Hal pertama yang perlu dilakukan adalah pastikan Anda punya waktu untuk berlatih.

Selanjutnya disiplin menjalani latihan setidaknya empat sampai lima hari per minggu dan konsisten menambahkan jarak lari secara berkala. Jaga pola makan Tiga sampai enam jam sebelum latihan, idealnya Anda perlu mengonsumsi makanan kaya karbohidrat dan rendah serat, zat besi, vitamin C, serta lemak. Apabila Anda akan melakukan latihan lari jarak panjang, jangan lupa tambahkan protein seperti telur rebus untuk membantu meningkatkan energi.

Selain makanan, asupan cairan pun wajib diperhatikan agar tubuh dapat terhidrasi dengan baik. Dilansir oleh Kompas.com, Senin (27/5/2019), jika umumnya disarankan minum 8 gelas air per hari, maka selama masa latihan dan jelang perlombaan Anda bisa minum lebih dari itu. Bahkan idealnya, menurut American College of Sport Medicine (ACSM) 2011 yang dilansir dari Kompas.com (6/5/2015), sebaiknya kita minum 500-600 cc air putih pada empat jam sebelum berolahraga.

Kemudian, kembali minum 250-300 cc saja pada 10-15 menit sebelum olahraga. Saat olahraga, cukup minum 100-250 ml setiap 15-20 menit jika olahraga kurang dari satu jam. Selama latihan, usahakan hindari minuman berkafein dan alkohol karena keduanya dapat menyebabkan dehidrasi dan mengganggu tidur.

Pahami medan marathon Sembari mempersiapkan diri dengan latihan, sebaiknya cari tahu juga informasi seputar rute dan medan perlombaan marathon yang akan Anda ikuti. Biasanya penyelenggara lomba marathon menyediakan website khusus yang memuat segala informasi perlombaan.

Mulai dari rute, medan, tofografi, cuaca, hingga tingkat kelembapan daerah. Salah satu contohnya Mandiri Jogja Marathon 2019 yang telah rampung pada April lalu. Pada ajang marathon tersebut, peserta melintasi 13 desa di Yogyakarta dan tiga daerah tujuan wisata utama di Yogyakarta, seperti Candi Prambanan, Candi Plaosan dan Monumen Taruna. Nah, dengan begitu setidaknya Anda memiliki gambaran mengenai trek yang akan dilewati dan dapat mempersiapkan diri dari jauh-jauh hari.

Mengetahui titik hidrasi Asupan cairan merupakan salah satu hal krusial saat melakukan olahraga lari. Oleh karena itu, selain rute dan medan lari, Anda juga wajib mencari tahu dimana saja titik-titik hidrasi pada saat perlombaan nanti. Sebab kekurangan cairan atau dehidrasi dapat mengakibatkan risiko fatal seperti heat stroke, sebagaimana dilansir oleh Kompas.com, Senin (9/2/2015).

Masih dari lansiran yang sama, dokter spesialis olahraga Hario Tilarso menjelaskan bahwa heat stroke adalah cedera saat suhu tubuh sangat panas dan kurang minum. Suhu tubuh bisa naik secara cepat hingga 40 derajat celcius. Salah satu bentuk pertolongan pertamanya adalah dengan mengonsumsi cairan yang cukup dan sebaiknya yang mengandung ion.

Memilih pakaian olahraga yang sesuai Ini yang penting saat hari H. Pastikan Anda memilih baju dan celana lari yang nyaman. Bahannya pun harus mampu menyerap dan menguapkan keringat dengan cepat, serta tidak membuat kulit lecet. Begitu pula dengan sepatu. Gunakanlah running shoes yang memang didesain secara khusus untuk mendukung kegiatan berlari Anda.

Pemilihannya pun harus didasari faktor kenyamanan, bukan tampilan semata. Dikutip dari Kompas.com, Senin (17/4/2017) untuk pelari pemula disarankan lebih memperhatikan sepatu dengan bantalan lembut dan empuk. Selain memberikan rasa nyaman, pertimbangan tersebut juga bertujuan untuk menghindarkan Anda dari risiko cedera saat berlari.

Sumber : https://lifestyle.kompas.com/


  • -

Jangan Sembarang Pilih Sepatu Berlari, Ada Tipsnya Loh

Category : News

Baru mulai menggemari olah raga berlari atau akan membeli sepatu lari baru? Jangan terburu-buru, sepatu lari harus nyaman dipakai, ini tipsnya.

 

Olah raga lari menjadi alternatif untuk ingin menjaga kebugaran tubuh di tengah sibuknya beraktivitas. Bagaimana tidak, lari cukup mudah dilakukan.

 

Lari bisa dilakukan kapan dan di mana saja. Misalnya sebelum berangkat kerja, kamu bisa lari mengelilingi komplek perumahan.

 

Tapi perlu diingat, menggunakan sepatu lari yang salah juga bisa jadi penyebab kamu terjatuh dan cedera saat berlari. Apalagi, kebanyakan sepatu lari terasa lebih nyaman ketika kamu mencobanya di toko.

 

Nah, kondisi sesungguhnya baru akan terasa bila kamu sudah memakai sepatu lari tersebut dengan jarak beberapa kilometer. Saat itulah kamu baru sadar kalau sepatu lari yang tepat untuk tidaklah tergantung pada mereknya, namun pada banyak hal, termasuk tempat saat berlari, gaya berlari, berat badan, bahkan bentuk serta telapak kaki.

 

Tidak terpikirkan sebelumnya bukan? Daripada bingung, mending kamu simak tips memilih sepatu lari yang tepat berikut ini.

Bentuk telapak dan gerak kaki

Tentu, bentuk telapak kaki tiap orang berbeda-beda, sehingga tidak semuanya cocok pada satu sepatu lari yang sama. Penting untuk mengetahui bentuk telapak kaki dan tipe gerakan kaki agar lebih mudah dalam memilih sepatu lari yang tepat.

 

Dari Tokopedia.com, pada dasarnya ada tiga bentuk kaki. Pertama normal arch, bentuk kaki ini memiliki sudut kelengkungan yang normal di sisi dalam telapak kaki. Normal arch biasanya memiliki pronasi (tipe gerakan kaki) yang normal juga. Ketika berlari, kelengkungan kaki akan mempengaruhi gerakan kaki dan hentakan kaki di tanah. Dengan bentuk telapak kaki ini akan disarankan menggunakan sepatu dengan sedikit lengkungan di bagian tengah sepatu yang biasa disebut semi curved shoes.

 

Kedua, low arch yang memiliki bentuk telapak kaki dengan sudut kelengkungan kecil sehingga terlihat agak rata. Biasa bentuk telapak kaki ini sering disebut flat foot. Low arch memiliki tipe gerakan kaki overpronation. Kaki dengan bentuk ini cenderung menekuk kakinya ke luar dibanding dengan kelengkungan kaki normal. Sepatu yang cocok biasanya adalah sepatu dengan motion control.

 

Terakhir adalah high arch. Bentuk kaki High Arch memiliki bagian tengah kaki yang lebih tipis dibanding bentuk kaki lainnya. Tekanan yang besar biasanya ada pada bagian tumit dan bagian depan kaki. Tipe gerakan kaki ini adalah underpronation dengan gerakan kaki menekuk ke dalam.

 

Sepatu yang tepat biasanya adalah neutral shoes yang memiliki bantalan kaki pada bagian depan dan tumit untuk menyokong kaki. Pemilik bentuk telapak kaki ini biasanya memiliki kaki berbentuk O. Sehingga, butuh pemilihan sepatu yang tepat.

Tempat berlari

Ketika kamu hendak membeli sepatu lari, pikirkan dulu tempat di mana akan menggunakannya. Apakah di jalan aspal (road running), di atas mesin treadmill, atau di permukaan berbatu (trail running)?

 

Pada umumnya, seperti dikutip dari Kompas.com, sepatu road running dirancang untuk dipakai di permukaan rata dan keras seperti aspal. Sepatu jenis ini dilengkapi bantalan untuk meredam benturan serta untuk membuat langkah kamu lebih stabil.

 

Sepatu cross training sedikit berbeda, karena dirancang untuk digunakan di gym atau tempat kebugaran. Biasanya sepatu cross training memberi keseimbangan pada pemakainya melalui sol dan bantalan yang tebal.

 

Sedangkan sepatu trail running dirancang untuk dipakai di permukaan berbatu, berlumpur, dengan berbagai rintangan seperti akar pohon dan rumput. Sepatu jenis ini dilengkapi sol anti slip serta bentuk dan bahan khusus untuk memberi support, stabilitas, serta perlindungan kaki.

Bantalan empuk

Untuk kamu yang memiliki berat badan di atas rata-rata, sepatu lari dengan bantalan yang lebih tebal dari sepatu lari pada umumnya akan lebih disarankan. Karena, benturan antara kaki dengan permukaan yang harus diredam oleh sepatu akan semakin besar.

 

Bantalan yang empuk pada sepatu berfungsi untuk lebih nyaman ketika digunakan. Setiap sepatu memiliki teknologi dan fiturnya masing-masing termasuk bantalan yang ada pada sepatu.  Penting untuk memperhatikan bantalan sepatu yang tepat bagi kaki agar nyaman ketika digunakan untuk berlari.

Model sepatu

Memilih sepatu lari yang tepat jangan hanya melihat dari modelnya saja. Memang di toko, kamu akan disuguhkan beragam model yang menawan, seakan-akan paling sempurna jika dipakai.

 

Sepatu lari yang lebih lentur di bagian yang akan menekuk saat berlari dinilai lebih fleksibel di kaki. Sepatu yang kaku akan membuat kaki tidak nyaman serta berpotensi menyebabkan cedera.

Sesuaikan ukuran

Jika sudah menemukan kenyamanan dan model yang tepat, tentunya yang harus dipikirkan saat memilih sepatu lari adalah ukuran. Hindari membeli sepatu dengan ukuran yang terlalu pas atau agak ketat, karena dapat membuat kaki lecet.

 

Jangan percaya pada mitos bahwa sepatu lari nantinya akan melonggar dengan sendirinya seiring pemakaian. Itu tidak selalu terjadi! Bahkan, beda merek dan model, maka berbeda juga kesesuaian ukuran sepatu dengan kaki.

 

Jika ingin beli sepatu lari sebaiknya pada sore atau malam hari, saat kaki akan melebar setelah seharian digunakan untuk beraktivitas.

 

Tambahkan setengah hingga satu ukuran lebih besar dari ukuran kaki. Saat mencoba sepatu lari di toko pastikan ada sisa ruang sekitar satu jari antara ujung kaki dengan sepatu. Perlu juga dipertimbangkan lebar kaki, karena bila terlalu sempit di samping juga tidak akan nyaman dipakai berlari.

Yang terpenting saat memilih sepatu lari adalah kenyamanan. Di toko ada ratusan merek dan model sepatu lari yang menggoda. Harga sepatu lari pun tidak murah. Jadi, jangan sampai salah saat memilih sepatu lari!

 

Sumber : https://www.seva.id/


  • -

Kenapa Wajib Pakai Sepatu Yang Tepat Saat Berolahraga?

Category : News

Ketika berolahraga, tentu saja kita akan menggunakan sepatu sebagai alas kaki. Sebagai orang awam, sering kali kita asal memilih sepatu tanpa mempertimbangkan aktivitas yang akan kita lakukan dengan sepatu tersebut. Tidak jarang orang yang memilih sepatu hanya berdasarkan harga, warna, model, dan merk. Padahal terdapat sepatu-sepatu tersebut telah dirancang khusus untuk aktivitas tertentu.

Mengapa penting untuk menggunakan sepatu olahraga yang tepat?

Selain melindungi kaki dari bebatuan dan benda lain yang dapat melukai kaki, menggunakan sepatu yang tepat dapat melindungi diri dari cedera yang dapat terjadi. Tanpa cedera, tentunya Anda akan berolahraga dengan lebih nyaman.

Beberapa cedera yang dapat Anda hindari dengan menggunakan sepatu yang tepat antara lain adalah shin splints, tendonitis Achilles, dan lepuhan pada kaki yang menyakitkan saat kaki melangkah. Menurut Mike O’Neill dari The College of Podiatry, terdapat setidaknya 65% olahragawan rekreasional yang menggunakan sepatu yang tidak sesuai.

Beda jenis olahraga, beda sepatu yang dibutuhkan

Setiap jenis olahraga memiliki karakteristik gerakannya masing-masing. Gerakan yang berbeda, tentu memerlukan sepatu yang berbeda pula. Berikut adalah beberapa contoh sepatu yang ideal untuk jenis olahraga tertentu.

Sepakbola

Saat bermain sepakbola, sepatu Anda akan mengalami banyak tekanan terutama ketika bermain di permukaan yang keras seperti lapangan dengan rumput artifisial. Sepatu dapat menambah tekanan yang terjadi pada kaki Anda. Tekanan ini dapat mengakibatkan kapalan dan ingrown toenails atau cantengan.

Tenis dan squash

Olahraga tenis dan squash memerlukan banyak pergerakan ke samping. Sepatu lari biasa tidak memberikan stabilitas yang tepat untuk gerakan ini. Sepatu tenis dan squash lebih berat dan lebih kaku dari sepatu lari biasa. Desain ini cocok untuk aktivitas stop-and-go di mana Anda akan berhenti dan bergerak secara mendadak.

Lari

Sepatu lari adalah sepatu yang baik untuk dan hanya digunakan berlari. Sepatu lari bersifat fleksibel sehingga kaki Anda dapat menekuk saat melangkah tapi tidak cocok untuk olahraga dengan banyak gerakan menyamping seperti tenis.

Sepatu lari sebaiknya terasa pas di kaki Anda. Bila terlalu sempit, Anda dapat memiliki lepuhan dan memar di kuku kaki Anda.

Bagaimana cara memilih sepatu olahraga yang baik?

  1. Coba sepatu Anda setelah Anda berolahraga atau setelah berlari. Pada saat ini, kaki Anda berada pada ukuran terbesar.
  2. Saat mencoba sepatu, gunakan kaos kaki yang biasa Anda gunakan untuk berolahraga.
  3. Saat menggunakan sepatu, Anda seharusnya bisa menggerakkan jari-jari kaki Anda dengan bebas.
  4. Sepatu yang baik akan membuat Anda langsung merasa nyaman saat dipakai. Tidak perlu dibiasakan dulu untuk dipakai beberapa kali sampai terasa nyaman.
  5. Cobalah berjalan atau berlari sejenak dengan sepatu Anda. Rasakan apakah sepatu terasa nyaman saat dipakai.
  6. Atur ulang tali sepatu Anda mulai dari sisi paling ujung. Kencangkan dengan kekuatan yang sama pada sepanjang kaki Anda.
  7. Saat Anda berlari, sepatu yang baik akan memberikan “pegangan” yang baik pada tumit Anda. Tumit Anda tidak mudah “terpeleset” saat Anda berjalan atau berlari.

Bila Anda melakukan olahraga yang sama sebanyak tiga kali atau lebih dalam seminggu, Anda membutuhkan sepatu yang khusus untuk jenis olahraga Anda. Jadi, sepatu mana yang akan Anda pilih?

Sumber : https://hellosehat.com/


  • -

Tips dan Trik Memilih Sepatu Lari Yang Tepat

Category : News

Pernah mengalami skenario berikut? Anda sedang asyik berlari, dan tak lama kemudian, “Srukk!” Anda terpeleset lalu jatuh. Anda mungkin menyalahkan jalanannya yang licin, atau Anda tiba-tiba tidak fokus teringat deadline pekerjaan di kantor. Eits tunggu dulu. Coba tengok kondisi sepatu lari Anda. Menggunakan sepatu lari yang salah juga bisa menjadi penyebab Anda terjatuh dan cedera saat berlari. Kok bisa? Lantas, bagaimana cara memilih sepatu lari yang benar?

Tips memilih sepatu lari yang tepat

Kebanyakan orang memilih sepatu berdasarkan harga atau tampilannya, tetapi sebagai seorang pelari Anda harus memperhatikan aspek yang lebih dari itu. Ada dua hal yang harus dipertimbangkan ketika memilih sepatu lari gaya berlari, yaitu jalur lari dan cara lari Anda.

1. Seperti apa jalur lari Anda?

Jenis sepatu lari berdasarkan jalur lari dibagi menjadi 3 subkategori: road-running shoes, trail-running shoes, dan cross-training shoesRoad-running shoes berlaku bagi para pelari yang biasanya lari di jalan, trotoar, atau mungkin di permukaan apapun yang datar dan keras. Bayangkan lari di perkotaan, entah itu di trek lari taman kota dekat rumah atau di sepanjang jalanan aspal.

Jika Anda gemar berlari di trek yang naik turun bukit dipenuhi batu, lumpur, atau akar, sepatu lari yang seharusnya Anda gunakan adalah jenis trail-running shoes yang bisa memberikan stabilitas dan perlindungan ekstra untuk kaki selama menghadapi jalur yang lebih ekstrim. Yang terakhir, sepatu lari jenis cross-training shoes dirancang untuk para pengguna gym atau latihan Crossfit. Jadi, saran pertama adalah untuk memperhatikan ke mana Anda akan lari.

2. Seperti apa cara lari Anda?

Membahas cara lari setiap orang akan sedikit rumit. Pada umumnya ada tiga jenis mekanisme lari yang terkair dengan bentuk telapak kaki, yaitu pronasi normal, pronasi berlebih, dan pronasi kurang.Pronasi adalah istilah untuk gerakan telapak kaki yang mengayuh masuk ke dalam saat berlari. Di bawah ini adalah ilustrasinya.

Macam-macam bentuk telapak kaki saat berlari (ki-ka: overpronasi, normal, supinasi) sumber: Adidas

Telapak kaki orang yang punya pronasi berlebih (telapak kaki rata) cenderung lebih menekuk ke dalam daripada yang lain, maka dari itu tepi bagian dalam sepatunya lebih cepat aus dan menipis. Kondisi ini ditandai dengan kedua kaki yang menunjuk ke luar saat berdiri — bayangkan huruf “V”. Hal sebaliknya terjadi pada pronasi kurang, yang membuat kedua telapak kaki “menguncup” ke dalam — bayangkan “V” terbalik. Bentuk telapak kaki yang tidak normal biasanya menyebabkan nyeri ketika berlari. Jadi, saat memilih sepatu lari perhatikan juga gaya lari Anda.

3. Perhatikan fitur fisik sepatu lari Anda

Dua hal di atas akan banyak membantu Anda untuk memilih sepatu lari yang sesuai dengan kebutuhan. Berikut adalah beberapa saran tambahan yang perlu untuk Anda perhatikan ketika membeli sepatu:

  • Belilah sepatu di malam hari. Telapak kaki akan melebar di malam hari setelah dipakai terus menerus seharian, jadi paling baik jika Anda mencoba sepatu baru di malam hari saat telapak kaki Anda berada dalam bentuk terlebarnya.
  • Pilihlah sepatu yang nyaman digunakan. Jangan percaya pada mitos bahwa sepatu akan melonggar dengan sendirinya seiring pemakaian. Itu tidak selalu terjadi. Jika sepatu tersebut tepat untuk Anda, seharusnya Anda akan merasa nyaman sejak pertama kali menggunakannya, tidak setelah sekian lama menahan sakit dan mengeluh kenapa sepatu itu tidak kunjung pas di kaki.
  • Jangan memilih sepatu yang benar-benar pas. Harus ada jarak selebar ibu jari dari ujung depan sepatu ke jari kaki. Coba gerakkan jari-jari kaki saat memakai sepatu. Jika jemari masih leluasa bergerak, tandanya sepatu itu pas untuk Anda. Jika Anda sama sekali tidak bisa menggerakkan jari jemari, pilih satu ukuran di atasnya.
  • Pertimbangkan fitur bantalan seperti celah yang memungkinan adanya ventilasi untuk penyerapan syok. Setiap sepatu memiliki fiturnya masing-masing, jadi sebaiknya tanyakan kepada karyawan toko untuk melihat mana sepatu yang sesuai untuk Anda.
  • Lihat harganya. Sepatu yang baik harganya tidak terlalu mahal ataupun murah. Harganya akan terasa sesuai, jadi pilihlah sepatu yang ekonomis atau Anda akan harus menggantinya setelah 2 minggu digunakan untuk berjalan, misalnya.

Kebanyakan toko sepatu memiliki karyawan terlatih yang siap membantu Anda, jadi silakan berkonsultasi pada mereka. Terakhir, waspadalah terhadap tanggal kedaluwarsa sepatu. Jika sepatu lari milik Anda sudah bertahun-tahun digunakan sampai Anda tak ingat lagi kapan membelinya, sebaiknya beli saja yang baru untuk berjaga-jaga. Atau jika sol sudah aus, atau makin lama terasa sakit saat digunakan, jangan ragu untuk membeli sepatu lari yang baru.

 

Sumber : https://hellosehat.com/


  • -

Ingin Kuat Berlari 10 Km?

Category : News

Saat ini car free day sudah dilaksanakan di hampir semua kota. Event ini banyak dimanfaatkan masyarakat untuk sedikit melakukan aktivitas fisik seperti jalan santai, bersepeda, jogging atau berlari. Nah… untuk urusan berlari ini memang sedang nge-hits kalo bahasa anak muda sekarang. Jangan kaget kalau Anda mengenal orang yang pernah mengikuti event lari maraton maupun half-marathon. Tetapi ada pro-kontra mengenai olahraga ini.

Jarak lari yang masih memberikan manfaat bagi tubuh sebenarnya hanya 5-10 km. Lari dengan jarak lebih dari ini membutuhkan persiapan jika dilakukan oleh non atlet, seperti carboloading, tablet garam (untuk menghindari kram), serta gel energi atau suplemen energi untuk menjaga kadar gula darah. Latihannya pun membutuhkan persiapan intensif sampai 4 bulan. Dan tentu saja mental. Perasaan ingin menyerah akan selalu muncul di tiap kilometer saat badan sudah terasa capek, dan ini bukan hanya perasaan. Ini adalah kondisi di mana otot dan otak seseorang sedang berkompetisi untuk berebut gula darah.

Tetapi bagi Anda yang ingin berlari cukup jauh, tetapi tanpa perlu persiapan yang ribet, jarak 10 km adalah jarak yang paling pas. Relatif mudah dilakukan, dan tetap mempunyai efek “wow”, serta masih cukup menyehatkan. Jika Anda ingin berlatih lari 10 km, berikut ini tips-tips yang bisa dicoba.

1. Pilih sepatu khusus lari.

Sepatu olahraga berbeda dengan sepatu khusus lari. Jika Anda hanya akan berlari maksimal 2 km, sepatu olahraga biasa masih cukup nyaman dilakukan, tetapi lebih dari itu, mungkin lama-lama kaki akan terasa sakit. Sepatu lari didesain ringan, memiliki material yang berpori supaya kaki tidak panas, dan memiliki beberapa jenis pilihan sesuai dengan bentuk kaki kita. Saran saya, jangan beli sepatu secara online (dua kali melakukan ini dan dua-duanya sepatu yang saya beli ternyata kekecilan). Harga sepatu lari tidak semahal yang Anda bayangkan, di bawah 500 ribu pun masih ada. Manfaatkan diskon jika memang ada karena harganya bisa sangat turun drastis.

2. Mulai dari 5 km dulu

Jika baru mulai dari nol, silakan awali dengan lari 2 km (sekitar 4-5 kali mengitari lapangan sepak bola). 2 km adalah jarak yang bisa ditempuh oleh siapa pun yang rutin olahraga. Jika terbiasa badminton, futsal, berenang, bersepeda, fitness, 2 km tidak terlalu susah. jika sudah bisa, lanjutkan dengan 5 km, 8 km, lalu 10 km. Intinya adalah jangan terburu-buru, lakukan secara bertahap. Biarkan tubuh beradaptasi sedikit-demi sedikit. Jika sudah biasa lari 5 km, tingkatkan secara bertahap.

3. Gunakan pakaian yang cocok

Pernah melihat orang lari menggunakan jaket sauna? Jika Anda mencoba lari 10 km menggunakan pakaian seperti ini dijamin Anda akan pingsan. Hehe… Lari jarak jauh akan meningkatkan suhu tubuh. Sebaiknya gunakan kaos berbahan climalite, atau yang langsung bisa mengeluarkan panas dari tubuh. Bahan katun juga tidak disarankan karena keringat akan terserap di pakaian dan membuat baju basah. Celana pun sama. Jogger pants memang dibuat untuk jogging, bukan berlari jarak jauh. Jadi, pilih juga celana khusus lari yang ringan dan bisa membuang panas tubuh.

4. Jangan remehkan cidera

Jika dalam proses Anda mengalami rasa sakit, itu berarti ada yang salah. bisa salah cara lari, salah beli sepatu, terlalu intens latihan, dan sebagainya. Beri jeda waktu untuk pemulihan. Sertai juga dengan cross training supaya tidak hanya perut ke bawah saja yang ototnya terbentuk, tetapi juga bagian perut ke atas. Cross training ini bisa bersepeda, berenang, futsal/sepakbola, gym, yoga, dll..

5. Ikut lomba lari

Suasana lomba lari itu “epic”. Jika pun ada, mungkin hanya lomba dalam rangka 17 Agustus, atau ulang tahun perusahaan tempat kita bekerjalah saat-saat kita mengalami perlombaan. Dengan mengikuti lomba lari, ada suasana “berbeda” yang kita rasakan. Namanya lomba, juaranya pastilah atlet, jadi tidak perlu pasang target terlalu tinggi. Cukup pasang target waktu saja, misal 5 km di bawah 30 menit, dan sebagainya. Selain itu, suvenir berupa jersey lari, bib (nomor peserta) dan medali lomba bisa jadi koleksi yang keren untuk dipajang di rumah.

6. Ikut bergabung dengan komunitas

Komunitas lari mulai bermunculan. Untuk Jakarta saja bisa ada lebih dari 10 komunitas karena saking banyaknya peminat. Ikut komunitas melatih disiplin berlatih karena jadwal mereka biasanya rutin. Ada pepatah yang mengatakan, “Jika ingin berlari kencang, larilah seorang diri. Jika ingin berlari jauh, larilah bersama-sama.”

7. Pasang target lebih tinggi

Ini benar-benar terjadi kepada saya. Dulu saya hanya bisa berlari di 5 km. Tujuan saya selanjutnya adalah meningkat ke 10 km, dan bisa ikut Jakata International 10K. Tiba-tiba seorang teman mengajak saya langsung ikut halfmarathon, dan hanya ada dua bulan kesempatan berlatih. Jadi dari 5 km, langsung loncat ke 21 km.

Dan ternyata berhasil.

Jadi, jika Anda ingin bisa lari 5 km, pasang target 10 km. Jika ingin bisa 10 km, cobalah pasang target half marathon (21 km). Jika ingin bisa 21 km, pasang target untuk full marathon, dan seterusnya.

8. Pantau prosesnya

Saat ini sudah tersedia berbagai aplikasi di smartphone untuk memantau aktivitas olahraga kita, seperti nike+, endomondo, strava, runkeeper, dll. Berbekal aplikasi ini kita bisa mengawasi berapa jarak lari, kecepatan, kalori terbakar, dan sebagainya. Ini akan membuat kita semakin termotivasi dan juga disiplin dalam latihan.

Seperti kata pepatah, penyakit datang biasanya karena ulah kita sendiri. Kesehatan adalah anugerah tidak ternilai dan sudah sewajarnya untuk dijaga. Kebanyakan kita membayangkan bahwa bagian dalam tubuh kita ini seperti model bagian tubuh manusia di sekolah-sekolah. Bersih, berwarna cerah, bentuknya bagus, dan serba terawat. Padahal, paru-paru tidak selalu berwarna pink cerah bagi sebagian orang. Polusi telah membuatnya menjadi semakin berwarna pucat, bahkan bernoda. Olahraga adalah salah satu cara mensyukuri nikmat pemberian Tuhan berupa kesehatan.

 

Sumber : https://www.kompasiana.com/


  • -

Jangan Asal Minum, Ini Strategi Hidrasi Yang Benar Saat Olahraga

Category : News

Jakarta – Memenuhi kebutuhan hidrasi tubuh menjadi hal penting yang mesti dilakukan saat olahraga, salah satunya olahraga lari. Namun, hidrasi bukan hanya soal minum lho! Kebiasaan asal minum tanpa paham aturannya, bisa berakibat fatal.

Praktisi kesehatan dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) dr Jack Pradono Handojo, MHA, menyarankan tahapan minum air yang benar saat olahraga lari.

“Biasanya strategi hidrasi dibagi menjadi 3 yaitu pra event (Sebelum lari), during event (Saat lari) dan pasca event (setelah lari),” katanya saat ditemui di FKUI Salemba. Rabu (21/8/2019).

Berikut tiga strategi hidrasi saat olahraga lari

1. Pra event

“Pra event biasanya kemasan kecil (minuman) sekitar 240-300 (mili), kemudian saat lari setiap 15 menit minum,” kata dokter Jack.

Ia juga menambahkan, minum tidak harus menunggu rasa haus. Karena kalau rasa haus sudah terjadi maka tandanya tubuh dehidrasi.
Dehidrasi akan membuat tidak fokus. Akibatnya stamina akan turun.

Minumlah sedikit-sedikit seteguk dua teguk, bukan langsung di minum satu gelas karena bikin kembung.

2. During event

Dokter Jack juga menyarankan, untuk menyempatkan minum di setiap water station atau tempat pemberhentian untuk minum, setiap 15 menit sekali. Alternatifnya, kalau kurang bisa bawa sendiri dari rumah.

3. Pasca event

Minum saat pasca even adalah yang paling penting, fungsinya untuk mengembalikan cairan tubuh seperti semula.

“Pasca even biasanya sering dikasih satu botol gede tuh, sekitar 600 (mili). Habiskan untuk mengembalikan pasca even (kondisi sebelum lari),” pungkasnya.

 

Sumber : https://health.detik.com/


  • -

Peneliti Sebut Olahraga Lari Sebagai Pilihan Kalau Ingin Awet Muda

Category : News

OLAHRAGA telah diketahui memberi banyak manfaat. Tak hanya sekadar menjaga kesehatan dan membuat tubuh tetap bugar, olahraga diklaim dapat memperlambat proses penuaan. Namun untuk merasakan manfaat tersebut, tentu jenis olahraga yang dilakukan juga harus diperhatikan.

Sebuah penelitian baru yang diterbitkan dalam European Heart Journal mendapatkan fakta yang berkaitan dengan jenis latihan. Para peneliti dari Universitas Leipzig di Jerman menilai dampak dari berbagai bentuk latihan terhadap tubuh manusia. Mereka membandingkan efek latihan daya tahan, HIIT, dan ketahanan.

 Penelitian ini dilakukan selama 6 bulan dan melibatkan 266 sukarelawan. Peserta penelitian masuk dalam kategori sehat dan diminta mengambil bagian untuk berlatih tiga kali seminggu dengan jenis olahraga berbeda. Masing-masing peserta secara acak menetapkan salah satu dari tiga bentuk latihan yang ditentukan atau dimasukkan ke dalam kelompok kontrol.

Pelatihan ketahanan melibatkan aktivitas berjalan dengan durasi lumayan lama. Lalu pelatihan HIIT terdiri dari pemanasan, diikuti dengan berlari interval, dan pelatihan perlawanan seperti crunches, menekan dada, serta ikal kaki. Selanjutnya para peneliti menganalisis sel darah putih peserta yang dari awal penelitian, beberapa hari setelah penelitian, dan akhir penelitian.

Para peneliti mencatat terjadi peningkatan aktivitas telomerase lebih besar dan telomer lebih panjang di sel darah putih pada peserta yang melakukan pelatihan ketahanan dan HIIT. Telomer adalah peregangan DNA yang dapat ditemukan di ujung kromosom dan memengaruhi cara manusia menua.

“Temuan utama kami adalah bila dibandingkan dengan awal penelitian dan kelompok kontrol, aktivitas telomerase dan panjang telomer meningkat pada peserta yang melakukan pelatihan ketahanan dan intensitas tinggi. Peningkatan itu berperan penting dalam penuaan sel dan kapasitas regeneratif,” kata Profesor Ulrich Lauds, salah satu penulis penelitian seperti yang dikutip Okezone dari Independent, Senin (3/12/2018).

Dengan hasil ini, peneliti mengambil kesimpulan berlari di udara yang segar dapat menjadi jenis olahraga menguntungkan untuk memperlambat penuaan. Berlari juga dapat membantu membangun tulang yang kuat dan memperkuat otot-otot.

 

Sumber : okezone.com


  • -

Tips Mengendalikan Kekuatan Tubuh Saat Berlari

Category : News

DEMI menjaga kesehatan tubuh maka kamu harus memakan makanan yang sehat seperti sayuran, buah-buahan, daging, dan masih banyak lagi. Selain memakan makanan yang sehat juga kita harus berolahraga. Pada saat ini sudah banyak sekali macam-macam olahraga seperti basket, bulu tangkis, sepak bola, renang, voli, dan masih banyak jenis-jenis olahraga lainnya. Namun banyak orang yang lebih menggemari olahraga lari, mengapa demikian?

Dengan berlari kita tidak perlu memakai peralatan olahraga lainnya seperti harus membawa bola dan sebagainya, dan berlari lebih mudah dilakukan dibandingkan olahraga lainnya. Pada tanggal 2 Desember 2018 akan diadakannya perlombaan lari sejauh 5Km, 10Km, dan 21,1Km di Serpong. Lantas bagaimanakah cara kita agar bisa berlari hingga garis finish tanpa cedera?

Raymond salah satu anggota komunitas lari di BSD mengatakan “Ketika kita akan berlari yang pasti harus bertahap, mau berlari langsung 10k atau 5k itu tidak bisa, kita harus tau potensi diri kita terlebih dahulu. Biasanya harus sering mengikuti latihan-latihan terlebihdahulu dari jalan, terus jogging baru mulai lari. Sayapun pelari pemula, akhirnya memang harus bertahap. Biasanya kalau mau latihan harus ada pelatih agar lebih bagus atau setidaknya ikut komunitas. Karena kalau di komunitas pasti nanti diajarkan seperti apa step-stepnya, larinya seperti apa, intinya pasti diajarkan semua.”

lari

Pada intinya untuk pelari pemula kamu harus berlatih terlebih dahulu seperti lari-lari kecil dan seringnya latihan agar fisik kamu kedepannya menjadi kuat, sehingga dapat berlari hingga garis finish. Kamu juga perlu memperhatikan batas kekuatan tubuh kita saat berlari, apakah kamu masih sanggup untuk melanjutkan atau tidak yang bisa mengetahuinya hanyalah diri kamu sendiri.

Raymond menjelaskan bahwa jika kita sudah merasa pusing, mata berkunang-kunang, dan napas sudah tersenggal-senggal lebih baik berhenti ketimbang kamu cedera atau pingsan. Tips agar kamu tetap kuat untuk berlari hingga garis finish adalah berlari kecil saat perlombaan, atur napas kita dengan teratur, jika lelah beristirahat, jangan terpacu jika ada orang yang berlari kita ikut berlari kencang karena akan memperburuk kondisi tubuh kita.

Olahraga apapun yang kamu lakukan, jangan lupa untuk melakukan pemanasan sebelum olahraga ya guys!

 

Sumber : https://lifestyle.okezone.com/


  • -

Women’s 10K, Giliran Para Perempuan untuk Aktif Lewat Gelaran Lari

Category : News

 Jakarta – Bertajuk “The Ultimate Sana Urban Picnic: Women’s 10K”, SANA Studio bekerja sama dengan Big Change Agency, Pandara Sports, Synchro, dan Ago Architect menginisiasi gerakan hidup sehat,juga aktif untuk para perempuan lewat gelaran lari.

Dengan jarak tempuh 10 kilometer (km) di area Jakarta Selatan, acara yang bakal dihelat pada 8 Maret 2020 ini mengundang seluruh perempuan dari berbagai tingkat kebugaran dan kalangan memulai gaya hidup sehat lewat aktivitas menyenangkan.

“Acara ini terselenggara untuk merayakan kehebatan perempuan sekaligus meyakinkan mereka bahwa bergerak, dalam hal ini lari, tak hanya untuk bugar, tapi juga bahagia,” kata Co-Founder SANA Studio Laila Munaf saat media gathering di bilangan Jakarta Pusat, 28 Januari 2020.

Pasal, dalam praktiknya, gelaran ini bermaksud membuat para perempuan berlari secara sadar, termasuk soal kemampuan tubuh mereka dalam bergerak. “Jadi, lari bakal dimanfaatkan untuk berlatih mendengarkan tubuh,” imbuh Laila.

Selain bekerja sama dengan Paguyuban Pengusaha Kopi Cipete untuk memberi pengalaman kuliner, para pelari juga akan merasakan pengalaman unik melewati berbagai zona cheering di sepanjang rute gelaran peringatan ulang tahun ke-8 Studio SANA tersebut.

Rute yang akan diakses untuk gelaran lari ini dimulai dari CFD Jakarta Selatan di Cipete Raya, berlanjut ke area Brawijaya, Dharmawangsa, kemudian ke Panglima Polim hingga ke Wijaya, sampai kemudian kembali lagi ke Cipete.

Race Director of Pandora Sports Andreas Kansil menjelaskan, Women’s 10K bisa diikuti siapapun, dari yang belum pernah lari 10 km sama sekali, sampai yang sudah terbiasa berlari.

 Sumber : https://www.liputan6.com/